http://www.infokomputer.com/komponen/review-intel-sandy-bridge/halaman-3
Sandy Bridge merupakan perubahan terbesar yang dilakukan Intel sejak era Pentium 4, yang layak disebut jembatan ke dunia baru. Pembaruan paling penting adalah Sandy Bridge mewujudkan konsep fusion processor, alias prosesor yang menyatukan seluruh komponen ke dalam sekeping prosesor. Hal ini bisa dibilang puncak dari strategi “pindahkan semua komponen pendukung dari northbridge ke prosesor” yang dilakukan Intel sejak 2 tahun silam.
Pada generasi prosesor Bloomfield, mereka memasukkan memory controller. Pada Lynnfield, giliran PCI-E controller. Di era Clarkdale, gantian chip grafis onboard yang diintegrasikan ke dalam prosesor.
Namun beberapa komponen tersebut sesungguhnya masih terpisah di beberapa silikon—hanya “dirajut” saja ke dalam sebuah prosesor. Nah, hal itulah yang Intel rombak di Sandy Bridge. Seluruh komponen di dalam prosesor Sandy Bridge berada dalam sekeping silikon, tidak ada yang terpisah-pisah lagi. Anda mungkin bertanya, mengapa Intel susah payah mengumpulkan seluruh komponen ke dalam prosesor ? Jawabannya karena sistem kerja menjadi lebih cepat dan efisien berkat sistem saling terintegrasi seperti ini.
Analoginya mirip seperti kota mandiri ketika perumahan, kantor, rumah sakit, dan seluruh sarana hidup berada dalam satu area. Dengan hanya dengan “jalan” sebentar, seluruh data dan instruksi sudah sampai ke unit proses di dalam prosesor.
Di Sandy Bridge, perjalanan data bahkan semakin singkat karena seluruh unit berada dalam satu silikon. Apalagi Intel membuat interkoneksi alias jalan baru yang menghubungkan seluruh komponen, mulai dari chip prosesor, chip grafis, sampai cache.
Interkoneksi yang disebut Ring Bus ini ibarat jalan tol untuk perjalanan data ke seluruh unit tersebut karena memiliki kecepatan sampai 384 GB/s dengan latency yang minim.
Keuntungan lain dari sistem adalah penurunan konsumsi daya serta ukuran inti, apalagi dengan fabrikasi 32 nm yang digunakan Sandy Bridge.
Jika dihitung, Sandy Bridge dengan empat inti memiliki 995 juta transistor, namun ukuran die-nya hanya 216 mm2. Bandingkan dengan pendahulunya, Lynnfield, yang “cuma” memiliki 296 juta transistor, namun memiliki ukuran die 296 mm2.
Komponen-komponen di dalam silikon Sandy Bridge sendiri kurang lebih sama seperti Nehalem.
Yang pertama tentu saja inti prosesor. Pada Sandy Bridge generasi pertama ini, jumlah inti berjumlah 2 dan 4, yang disusul dengan generasi berikut yang memiliki 6 dan 8 inti. Masing-masing inti memiliki L2 cache sebesar 256 KB. Kerja L2 cache dibantu dibantu cache level 3 (L3 cache) yang dipakai bersama dengan ukuran bervariasi antara 3-8 MB (tergantung segmentasi). Sementara PCI Express, DMI, dan memory controller dan display interface berkumpul dalam satu area yang disebut System Agent.
Namun pengintegrasian tersebut juga menyisakan efek negatif. Pada era Nehalem, clock generator (yang mengatur frekuensi kerja komponen) bersifat individual. Maksudnya, ada clock generator untuk setiap komponen, apakah itu prosesor, memori, USB, SATA, dan komponen lain di motherboard. Jadi kita bisa melakukan overclock dengan mengatur frekuensi base clock (BCLK) dari setiap komponen tersebut.
Di Sandy Bridge, clock generator hanya satu dan mengatur frekuensi di angka 100 MHz untuk seluruh komponen. Alhasil, menaikkan frekuensi prosesor akan menaikkan frekuensi memori, SATA, dan komponen lain. Hal ini membuat overclock melalui BCLK menjadi sangat sulit. Kenaikan angka 5-6 MHz saja sudah akan membuat komponen USB.
Mikroarsitektur adalah sistem terkecil dari sebuah prosesor. Kalau prosesor adalah mobil, mikroarsitektur itu mesinnya. Dari “mesin” alias mikroarsitektur yang sama, bisa hadir prosesor untuk prosesor desktop, notebook, sampai server.
Sandy Bridge sendiri adalah periode Tock dari strategi Tick-Tock Intel. Jika Anda belum tahu, Tick-Tock adalah pedoman Intel untuk mengembangkan mikroarsitekturnya secara terpola. Tick adalah ketika Intel mengecilkan fabrikasi. Tock adalah ketika Intel membuat mikroarsitektur baru.
Namun perlu dicatat, sebagian besar prosesor Sandy Bridge multiplier-nya dikunci. Yang dibuka hanya prosesor Sandy Bridge dengan akhiran “K”, yaitu Core i5 2500K (4 inti, 3,3 GHz, tanpa HyperThreading) dan Core i7 2600K (4 inti, 3,4 GHz, dengan HyperThreading). Intel sudah lama mempersiapkan Sandy Bridge, sehingga terlihat sangat siap saat awal Januari lalu merilis jajaran prosesor terbaru mereka. Total ada 29 prosesor yang mereka keluarkan, yang terbagi dalam segmen desktop (14 buah) dan notebook (15 buah). Untuk Sandy Bridge versi desktop, Intel menyebut harganya berkisar antara US$100-300. Artinya, segmen yang ditempati prosesor baru ini adalah menengah ke bawah. Segmen teratas masih diduduki prosesor dengan soket LGA1366 (contohnya Core i7-975), dan mungkin baru digantikan tahun depan. Penamaannya sendiri tetap mengikuti sistem Core i3/i5/ i7. Bedanya, prosesor Sandy Bridge menggunakan sistem 4 digit, sementara sebelumnya 3 digit. Angka pertama dimulai dari angka 2, karena Intel menganggap Sandy Bridge sebagai prosesor Nehalem generasi kedua. Selain itu, ada pula akhiran K, T, dan S. Akhiran K menunjukkan fasilitas multiplier yang bebas (tidak dikunci). Sementara prosesor akhiran T dan S memiliki TDP yang lebih kecil, yaitu 65 Watt (seri T) dan 45 Watt (seri S).
Sekadar mengingatkan, prosesor Sandy Bridge “polos” dan K memiliki TDP 95 Watt. TDP yang kecil menunjukkan seri T dan S ditujukan untuk sistem terintegrasi seperti Home Theater PC, dan lebih banyak dijual untuk pembuat PC. Jadi untuk segmen retail, pilihannya sekitar 8 prosesor desktop seperti bisa Anda lihat di tabel Pilihan complete. Sebagai pegangan mudah, Sandy Bridge tipe Core i3 memiliki 2 inti, sementara untuk Core i5 dan i7 memiliki 4 inti. Namun perlu diingat kalau Core i5 seri Lynnfield juga ada yang 2 inti, sehingga pastikan Anda memilih prosesor Core i5 dengan 4 digit jika ingin menjajal Sandy Bridge. Namun sejujurnya kami tidak bisa memberi panduan mudah menyangkut feature di dalam prosesor, seperti VT-x (Virtualization Technology), TXT (Trusted Execution Technology), maupun AES-IN (instruksi untuk membantu proses enkripsi/dekripsi file). Intel sepertinya belum “kapok” untuk memperumit sistem penamaan prosesor mereka.